Tepatnya hari kamis, 7 April 2011 OSIS SMA Khadijah Islamic School sukses melaksanakan sebuah seminar pendidikan sex bertajuk " Prilaku Sex sehat Menuju Kesehatan Reproduksi " dengan narasumber Dr. Nugroho dari Rumah Sakit Pemerintah Fatmawati Jakarta Selatan. dimana seminar tersebut berjalan dengan semarak dan penuh antusiasme dari para peserta seminar yang terdiri dari seluruh siswa Khadijah school yang notabene perempuan dan para tenaga pendidik.
Seminar ini dipandang penting dilaksanakan, mengingat semakin maraknya kasus sex bebas yang menjangkiti kalangan pelajar khususnya pelajar SMA, disebabkan ketidaktahuan mereka akan dampak negatif sex bebas serta pengaruhnya terhadap masa depan mereka yang semua bermuara dari minimnya pendidikan sex di sekolah.
Dari seminar ini diharapkan siswa-siswa khadijah islamic school memahami akan bahaya sex bebas dan pentingnya kesehatan reproduksi, sehingga menjadi siswa yang berakhlakul karimah dan menjauhkan diri dari hal-hal yang dicela oleh agama serta menyalahi norma-norma sosial.
Fenomena sex bebas di kalangan remaja menurut Dr. Nugroho sangat memperihatinkan dan mengancam generasi masa depan, Ia menambahkan bahwa jika pendidikan sex dikalangan pelajar diacuhkan maka persentase pelajar yang rusak secara moral dan akhlak akan semakin melambung, tegasnya.
Wajar saja jika para orang tua dan guru-guru merasa hawatir dan miris dengan semakin maraknya budaya sex bebas di kalangan pelajar. Orang tua yang mempunyai anak perempuan usia sekolah menengah harus mulai waspadai perilaku putrinya. Sebab berdasarkan hasil sebuah survey terbaru hingga akhir Desember 2010 mengungkapkan 68% pelajar di Kota Surabaya tidak perawan lagi.
Survey yang dilakukan LSM Savi Amira, sebuah lembaga yang peduli pada anak dan perempuan mengambil sample 11.639 responden pelajar dalam rentang usia antara 13-18 tahun. Para pelajar ini mengaku telah melakukan hubungan seks pra nikah.
“ Data ini berdasarkan survey yang kami himpun sampai akhir 2010, sekitar 68 persen pelajar SMP dan SMA di Surabaya sudah tidak perawan lagi,” kata Ummu Hani, Direktur LSM Savi Amira, Senin ( 4/4).
Hani mengatakan, hasil ini lebih tinggi dari kajian tahun 2009 yang hanya sekitar 54%. “ Trennya memang terus naik setiap tahun. Dan Surabaya paling tinggi di antara 5 kota besar di Indonesia,” katanya.
Dan yang mengejutkan lagi, 57% dari perilaku pelajar tersebut pernah hamil dan sebagian bermuara pada praktik aborsi. “Grafik aborsi di Indonesia masuk kategori lumayan tinggi dengan jumlah rata-rata per tahun mencapai 2,4 juta jiwa,” terangnya. Ironisnya, menurut Hani, banyak dari pelajar yang mengakui keperawanan itu bukanlah sesuatu hal yang penting.“Kebanyakan dari mereka justru bangga kalau sudah tidak perawan. Karena kalau tidak perawan disangka tidak gaul,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon masukan yang konstruktif edukatif,bagi kepada admin maupun kepada lembaga